Minggu, 31 Maret 2013

[Part 9] FINDING THE SUSPECT


Setelah merasa perlu untuk mempublish cerita yang sudah berlembar2 tapi belum kelar ini, maka akhirnya part 9 aku rampungkan hari ini dan jadilah cerita di bawah ini hehe.. silahkan di baca *kayak ada yang mau baca aja* #nangisdipojokan hehe


Dia pasti orang yang punya jabatan tinggi di dalam sekolah. atau mungkin? Tersangkanya orang luar tapi punya mata-mata dalam sekolah. Tapi apa tujuannya? Kenapa harus melibatkan siswa?

Perjalanan dari Tokyo ke Kyoto berjalan begitu cepat.

Nothing's over.. Nothing's over..
Nothing's over..Nothing's over

Ponselku berbunyi, aku segera merogoh kantong celanaku dan melihat siapa yang menelfon.

“nomer siapa ini?” tanyaku penasaran. 
“moshi moshi” ucapku setelah menerima sambungan telfon.

“yuka chan? Ini Kazato. Kau baru sampai di Kyoto kan? Apa yang akan kau lakukan?”

“eh? Ayuka chan? Ish kapan aku membolehkan kau memanggil seperti itu. eehh dari mana kau tahu aku pulang hari ini?” tanyaku bingung sambil melangkah keluar kereta dan melewati kumpulan orang yang ingin menaiki kereta tersebut.

“karena aku juga pulang hari ini. Ayuka chaann!!!” aku segera menjauhkan telingaku dari layar ponsel.

Kenapa dia tiba-tiba teriak sekencang itu? Tapi.. kok rasanya terdengar dari belakang, batinku.

Aku pun membalikkan badan ke belakang dan benar saja, sosok manusia pengganggu itu tengah berdiri sambil melambaikan tangan ke arahku. “kazato kun! Kau mengikutiku ya? Kenapa kau selalu mengikuti kemana aku pergi? hei! Jangan bilang kalau kau stalker? apa yang kau mau hah???” teriakku kesal sementara aku terus memukulnya dengan tas.

Ia merintih kesakitan, “yuka chan hei hei.. aku tidak punya maksud buruk. Aaww sakit sekali.. hei.. bisa kah kau tenang sedikit?” Aku menghela nafas dan berhenti memukulinya, terpaksa setelah melihat kalau aku dan kazato jadi pusat perhatian orang-orang yang lewat.

“biarkan aku menjelaskannya dulu, oke?” pinta Kazato dengan penekanan. Seakan aku harus mengikuti apa yang ia perintahkan.

“ayo kita cari tempat yang enak untuk bicara” lanjutnya. Ia pun berjalan begitu saja sementara aku mengekor di belakangnya.

“aku sama sekali tidak bermaksud mengikutimu. Tapi aku penasaran dengan apa yang akan kau lakukan hehe setidaknya kau akan butuh seseorang yang lebih kuat untuk membantumu dalam bahaya, seperti aku ini”

“lebih baik jangan ikut campur. Berbahaya” ucapku dengan maksud ia tidak perlu merasa ia harus ikut campur dalam kasus ini.

“hei aku kan bukan Akira.. maksudku ya aku berani mengambil konsekuensinya. Jangan salah paham. Akira hanya...”

“aku rasa kau belum tau Akira itu seperti apa. Jangan pernah bicara seenaknya, walaupun kau sepupunya” potongku, merasa apa yang dia bicarakan terlalu berlebihan. Ia tampak merasa bersalah sehingga terus diam sepanjang perjalanan dalam bis.

Bis berhenti di tempat pemberhentian dekat sekolah, 200 meter dari sekolah. “aku mau ke sekolah dulu. Mau ikut?” ajakku sebelum turun. Ia langsung menoleh ke arahku dan sesegera mungkin menyusulku yang akan turun dari bis.

“untuk apa ke sekolah?” tanyanya saat kami berjalan menuju sekolah. sepi sekali.

“entahlah. Hanya ingin saja”. Dari kejauhan sebuah mobil tiba-tiba muncul dari arah berlawanan dimana mereka berjalan, tepatnya dari gerbang sekolah. aku mengernyitkan dahi, berusaha mengenali pemilik mobil tersebut.

“kepala sekolah” ucap Kazato pelan. “kepala sekolah?” tanyaku memastikan. Dia hanya mengangguk.
Kenapa aku merasa ada yang aneh ya, ucapku dalam hati.


BERSAMBUNG



0 komentar:

Posting Komentar

 

Shining Like Pearl Template by Ipietoon Cute Blog Design