Rintik-rintik
hujan masih membasahi kota Kyoto pagi ini. Aku keluar rumah dengan tak
bersemangat. Kyoto High School memang tak jauh dari rumah sehingga cukup
berjalan kaki atau naik sepeda. Tapi saat cuaca dingin seperti ini rasanya jauh
sekali. Di tambah harus berangkat sepagi ini demi mengikuti kelas tambahan.
“hooaaahh..” aku menguap lebar
saat memasuki gerbang sekolah.
“eh?” sedetik kemudian aku
berhenti melangkah, mendapati sekolah sudah mulai ramai. Jam 07.15. masih
sekitar satu jam setengah lagi sebelum kelas dimulai. Tapi kenapa sudah ramai
begini? Aku berjalan di koridor sekolah yang ramai dengan murid-murid. Mereka
sibuk membicarakan sesuatu yang aku tidak mengerti. Kenapa pagi-pagi begini
sudah heboh sekali sih? Batinku.
Aku masuk ke dalam kelas yang
juga sudah ramai namun pelajaran tambahan sama sekali belum dimulai.
“Ayukaa!!!” panggil seseorang
dari jauh, aku menoleh ke sumber suara. Segera aku melangkah dimana Nami dan
Yui duduk. “haaii” aku melambai pelan. “kenapa di luar ramai sekali sih? Ada
berita apaan sih?”
“kamu nggak tau? Berita itu kan
sudah menyebar di seluruh murid?” Tanya Nami heran.
“nggak, emang ada apaan sih?”
“misteri itu. Terjadi lagi”ucap
Yui singkat. Aku mengernyitkan dahi, bingung. Tapi Yui maupun Nami, tak satupun
dari mereka mau berbicara lagi membuat aku harus berfikir sendiri.
Hanya ada satu
hal yang muncul di benakku. Misteri satu tahun yang lalu. Yang berusaha ia
pecahkan bersama sahabatnya, Akira Yamato yang akhirnya memilih pindah ke
sekolah lain. memberikan tanda tanya besar: apa yang sebenarnya terjadi pada
Akira? Mungkinkah dia tau sesuatu?
Aku tidak bisa
sama sekali menghubunginya. Ia sudah pindah rumah membuatku sulit melacak
keberadaannya. Tak ada satupun yang tau dimana ia dan keluarganya berada. Dan
akhirnya aku menyerah mencarinya. Aku hampir melupakan sosoknya kalau saja aku
tak mendengar lagi tentang misteri itu.
“ada apa lagi sekarang?” tanyaku
pelan.
“kau tau Misaki Nakamura? Cewek
popular itu tiba-tiba menghilang setelah latihan dance. Kata teman-temannya
mereka mendengar suara jeritan” jawab Nami. Ia menatapku seakan aku ingin
melakukan hal membahayakan. “menarik. Ini kelima kalinya. Hmmm… eh? kenapa?”
tanyaku lagi melihat bukan saja Nami yang menatapku tapi hampir seisi kelas.
“yuka chan, kau jangan mencoba
yang macam-macam ya”
“yuka chan, kau tidak berfikir untuk mencari tau lagi?
“yuka chan, kau tau itu bahaya
kan?”
Aku mengangguk lemah. Benar-benar
berlebihan. Aku tau aku hampir seperti orang mati setelah Akira menghilang
begitu saja sehingga teman-temanku beranggapan aku tertekan tak bisa memecahkan
misteri itu. Sebenarnya bukan hanya karena itu.
-BERSAMBUNG-
yeayyy akhirnya punya semangat buat nulis lagi. tadinya mau di posting sekali aja tapi ternyata banyak banget jadinya di part2in deh hehe. semoga cerpen yang masih abal ini bisa menghibur (?) atau mengisi waktu luang teman-teman. next chapter will publish soon, wait for me!!

lagi.. lagii.. lagiii..
BalasHapus