Kamis, 21 Februari 2013

[Part 4] FINDING THE SUSPECT



“cari tau keberadaan Akira”perintahnya. 
Aku mengangguk pelan,

“eh?Akira?” tanyaku kaget seakan baru tersadar. 

Ayah mengangguk, “dia satu-satunya korban yang dekat denganmu. Walaupun dia memalsukan identitasnya, kau pasti bisa menemukannya. Besok dan lusa, sekolah akan diliburkan. Kau bisa memanfaatkan waktu itu untuk pergi ke Tokyo” jelasnya. Kamis, jumat, sabtu dan minggu. Ya aku punya 4 hari. Aku pasti bisa “tapi, ayah tau dari mana kalau ia ada di Tokyo”

“Tokyo adalah pusat keramaian dimana sangat sulit untuk melacak keberadaan seseorang dengan populasi yang begitu banyak. Kau bisa kan melakukannya? Sendirian? Kau bisa menginap di rumah bibimu” 

Aku mengangguk mantap dan mengiyakan tugas ini sebelum kembali ke kelas yang masih saja gaduh. Aku membayangkan betapa serunya misi ini. 

Hari ini berlalu dengan cepat. Aku memasukkan pakaian dan barang-barang yang ku anggap penting ke dalam ransel cokelat. Karena aku menginap di rumah bibiku aku tidak membutuhkan banyak uang. Besok aku akan berangkat diantar ayah yang akan memberiku sedikit informasi dan selebihnya aku harus berjuang sendiri.

“kau siap?” tanya ayah saat aku membuka pintu mobil, memasukkan tas ransel ku dan memaksa tubuhku sendiri untuk masuk. Aku menggerutu kesal, “ayah kan sudah ku bilang jangan sepagi ini. Ini masih jam 6 pagi” 

“supaya kau bisa terbiasa bangun pagi” ucapnya diiringi dengan tawa. Aku hanya bisa tersenyum kecut, membiarkan diriku masuk lagi ke alam mimpi tapi kemudian bangun kembali. Perjalanan Kyoto-tokyo memakan waktu lima jam lebih. Aku mengedarkan pandangan ke luar mobil. Melihat jalanan bebatuan sempit yang kami lewati sampai ayah memberhentikan mobilnya.
 
“rumah bibi?” tanyaku meyakinkan yang hanya dibalas anggukan dari ayah. Sudah dua tahun aku tidak mengunjungi rumah ini, rasanya banyak sekali yang berbeda. Aku turun dari mobil, meregangkan tanganku. Seorang wanita paruh baya keluar dari rumah bercat biru terang tersebut menyunggingkan senyum hangat, “yukaaa chan” teriaknya. Aku tak kalah semangat bertemu dengannya. 

Aku merangkul tas ranselku ke dalam, sementara ayah berjalan duluan di depan ku. Setelah menunjukkan kamar untukku, bibi mempersiapkan cemilan sementara ayah dan aku berjalan-jalan di sekitar kebun anggur yang luas. 

“berhati-hati agar bibimu tidak tahu akan hal ini, oke?” tanyanya yang dibalas anggukan olehku.
“yang pertama harus kau lakukan, mendatangi beberapa sekolah dan memastikan apakah Akira ada disana atau tidak. Ayah sudah mencantumkan nama-nama sekolah yang harus kau datangi. Dan ayah baru saja mendapatkan informasi kalau Akira tinggal di distrik Shibuya bersama dengan kedua adiknya, bukan dengan orangtuanya. Tapi ayah tidak yakin informasi itu benar,sepertinya dia berpindah-pindah tempat. Selain Shibuya,kau harus mencarinya di Komae aku mendengarkan penuturan ayah, menyimpannya dalam ingatanku. Mulai besok aku akan melakukan pencarian dari titik terjauh, Komae High School. Semoga aku bisa menemukannya, harapku dalam hati.

Kriiinngg…. Kriiinngg…. 

Aku sengaja memasang alarm tepat pukul enam pagi. Ya, hari ini aku akan ke Komae High School. Sekolah mulai jam 08.30 sementara perjalanan dari Tokyo ke Komae membutuhkan sekitar 30 menit. Aku harus bersiap-siap sebelum berangkat dengan kereta. 

“yuka kau mau kemana? Kenapa membawa ranselmu?” tanya bibi yang melihatku turun dari tangga, sudah rapih dengan hoodie biru muda dipadukan dengan celana jeans.

“hehe ingin jalan-jalan”

“sepagi ini?” tanyanya kaget. Ya, aku tau mengherankan melihatku bangun sepagi ini. Bagiku jam enam pagi itu masih terhitung dini pagi. Haha

“iya. Udara pagi benar-benar sejuk,bi. Aku pergi dulu. Daahh” pamitku. Aku meluncur ke luar rumah. Stasiun kereta tidak jauh dari rumah bibi, hanya sekitar lima menit berjalan. Aku masuk menuju stasiun yang cukup ramai, ya, benar-benar ramai sekali. Aku memesan tiket menuju Komae, duduk di barisan kiri paling pojok. Sambil membaca novel The Hunter.

30 menit berlalu dan kini aku berdiri di depan Komae High School,diam-diam melihat murid-murid yang bersiap masuk sekolah. aku berdiri di dekat pohon besar-sehingga tidak terlihat jelas oleh mereka. 

Aku memperhatikan seksama wajah murid yang berlalu. 

DEG. Dari jauh, aku bisa mengenalinya. Sangat mengenalinya. Sosok yang sedang berjalan santai, yang tidak melihat ke arahku. Namun, beberapa detik kemudian ia menatapku.

BERSAMBUNG

0 komentar:

Posting Komentar

 

Shining Like Pearl Template by Ipietoon Cute Blog Design